Book Appointment Now

7 Pola Asuh yang Mendorong Rasa Ingin Tahu Anak Sejak Dini
Rasa ingin tahu adalah bahan bakar utama dalam proses belajar anak. Anak yang rasa ingin tahunya tinggi cenderung lebih cepat berkembang, aktif bertanya, dan semangat mengeksplorasi dunia di sekitarnya.
Nah, Bunda punya peran besar dalam menumbuhkan rasa ingin tahu itu, lho. Salah satu caranya adalah lewat pola asuh yang tepat dan suportif. Yuk, simak 7 pola asuh yang bisa Bunda terapkan agar si kecil tumbuh jadi pribadi yang penasaran dan cinta belajar!
1. Gunakan Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh otoritatif dikenal sebagai pendekatan yang seimbang antara memberi kebebasan dan menetapkan batasan yang jelas. Bunda bisa tetap tegas, tapi juga hangat dan terbuka pada ide-ide anak.
Menurut Alodokter, pola asuh ini dapat membuat anak merasa aman untuk bertanya, mencoba, dan berpikir mandiri karena tahu bahwa ia didukung sepenuhnya oleh orang tuanya.
2. Ciptakan Lingkungan yang Kaya Rangsangan
Bunda, coba deh siapkan sudut belajar atau main yang penuh dengan benda menarik seperti buku cerita bergambar, alat seni, dan mainan edukatif. Lingkungan yang kaya rangsangan bisa memicu rasa ingin tahu anak secara alami.
Situs Fimela menyebutkan bahwa pengalaman langsung dengan objek di sekitar bisa membuat anak lebih aktif bertanya dan belajar tanpa merasa terpaksa.
3. Ajak Anak Bertanya dan Berdiskusi
Terkadang, anak malu atau bingung mau tanya apa. Di sini peran Bunda penting banget. Cobalah mulai dengan pertanyaan terbuka seperti, “Menurut kamu kenapa langit biru ya?” atau “Kira-kira kalau air ditaruh di freezer jadi apa, ya?”
Kutipan dari buku Raising Curious Kids mengatakan: “Curiosity is more important than intelligence. Children who ask questions learn how to think.”
4. Tunjukkan Rasa Ingin Tahu Bunda Juga
Anak adalah peniru ulung, Bunda. Kalau Bunda sering terlihat antusias mencoba hal baru atau mencari tahu sesuatu, anak akan ikut penasaran juga. Misalnya, saat masak bareng, Bunda bisa berkata, “Kita cari tahu yuk kenapa baking soda bisa bikin adonan mengembang.”
Ini bisa jadi momen belajar yang menyenangkan bagi anak—dan bonding seru buat Bunda juga!
5. Lakukan Aktivitas Eksperimen Sederhana
Bunda bisa lho coba eksperimen seru di rumah, seperti membuat gunung meletus dari baking soda dan cuka, atau menanam kacang hijau di kapas basah.
Menurut Fimela, aktivitas ini bukan cuma menyenangkan, tapi juga melatih anak untuk berpikir logis, mencoba, dan memahami konsep sebab-akibat.
6. Bacakan Buku dan Diskusikan Ceritanya
Membaca buku bersama si kecil bisa jadi jendela dunia, Bunda. Saat Bunda membacakan cerita, ajak anak menebak kelanjutan cerita, menafsirkan gambar, atau menyampaikan pendapatnya tentang tokoh dalam buku.
Buku cerita bukan hanya sarana hiburan, tapi juga alat ampuh untuk melatih nalar, empati, dan tentu saja rasa ingin tahu.
7. Biarkan Anak Bereksplorasi dengan Mandiri
Kadang Bunda ingin semuanya aman dan bersih, tapi anak perlu ruang untuk bereksplorasi. Biarkan ia mengamati semut di taman, menyentuh tekstur baru, atau membongkar mainannya sendiri (asal bukan barang berbahaya, ya!).
Seperti disampaikan oleh para ahli parenting, pengalaman langsung adalah guru terbaik bagi anak. Kesalahan dan rasa penasaran adalah bagian penting dari proses tumbuhnya.

Einstein Science Project (ESP) juga hadir sebagai tempat yang tepat untuk Bunda yang ingin menumbuhkan rasa ingin tahu anak sejak dini. Dengan metode belajar berbasis eksperimen, permainan edukatif, dan pendekatan sesuai usia, ESP memberikan pengalaman belajar yang seru dan penuh makna. Anak-anak tidak hanya diajak mengenal sains, tetapi juga dilatih untuk berpikir kritis, mengeksplorasi, dan berani mencoba hal baru semua dalam suasana yang menyenangkan dan didampingi mentor berpengalaman.
Kesimpulan
Bunda, menumbuhkan rasa ingin tahu anak tidak butuh alat canggih atau kursus mahal. Yang terpenting adalah kehadiran, dukungan, dan pola asuh yang membebaskan anak untuk berpikir, bertanya, dan mencoba.
Dengan tujuh pola asuh ini, Bunda bisa bantu si kecil tumbuh jadi pribadi yang haus ilmu, mandiri, dan siap menghadapi dunia. Yuk mulai dari sekarang, karena belajar yang seru itu bisa dimulai dari rumah!
FAQ seputar Pola Asuh dan Rasa Ingin Tahu Anak
1. Usia berapa anak mulai menunjukkan rasa ingin tahu? Rasa ingin tahu biasanya mulai tampak sejak usia bayi, terutama saat anak mulai meraih benda, bereaksi terhadap suara, dan mengikuti gerakan. Semakin bertambah usia, anak akan menunjukkan rasa ingin tahu lewat pertanyaan dan eksplorasi.
2. Apakah anak yang sering bertanya artinya cerdas? Anak yang aktif bertanya menunjukkan tanda-tanda kognitif yang sehat. Ini bukan hanya soal kecerdasan, tapi juga keberanian dan kebiasaan berpikir kritis. Anak belajar berpikir dengan cara bertanya.
3. Apa yang bisa menghambat rasa ingin tahu anak? Lingkungan yang membatasi kebebasan anak, respons negatif terhadap pertanyaan, atau terlalu sering dilarang bereksplorasi dapat menghambat tumbuhnya rasa ingin tahu.
4. Apakah Bunda harus selalu tahu jawaban dari pertanyaan anak? Tidak harus, Bunda. Jika tidak tahu jawabannya, Bunda bisa bilang, “Kita cari tahu bareng, yuk!” Ini justru menunjukkan pada anak bahwa belajar adalah proses yang menyenangkan.
5. Apakah screen time bisa mengurangi rasa ingin tahu anak? Tergantung jenis kontennya. Konten edukatif dan interaktif bisa menstimulasi rasa ingin tahu, tapi screen time yang pasif dan berlebihan bisa membuat anak kurang tertarik mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.
